Sabtu, 30 Oktober 2010

RUMAH ADAT

example2
Adat Banjar sebagai simbol tanah Kalsel di Kabupaten Tabalong, perbatasan Provinsi Kalsel mengalami kerusakan parah. Kerusakan ini diduga karena tidak adanya perhatian dari pemerintah daerah.Dua rumah adat Banjar yang berada di ujung Bumi Saraba Kawa atau berbatasan dengan Provinsi Kalteng dan Kaltim itu perlu segera direhab mengingat kondisi bangunannya sudah banyak yang rusak serta lapuk karena termakan usia.Pantauan BPost, Kamis (21/10), rumah adat Banjar berbentuk bubungan tinggi di Pasar Panas, Desa Karanganputih, Kecamatan Kelua, Tabalong itu, sepintas masih berdiri kokoh dengan pondasi ulin setinggi 2,5 meter.    
Namun kondisi rumah adat di perbatasan Kalsel-Kalteng itu hanya seperti bangunan tua yang tidak terurus. Sebagian besar warna cat pada dinding, kusen pintu jendela dan lis atap rumah adat itu pudar. Karena lama tidak diganti dan lapuk, hampir seluruh jendela rumah adat Banjar itu rusak parah dan tidak ada kacanya. Begitupula kondisi di dalam rumah adat Banjar itu, karena sudah bertahun-tahun tidak diganti sebagian lantai dan plafon juga rusak.   
Kondisi serupa terlihat di rumah adat Banjar yang ada di perbatasan Kalsel dan Kaltim, tepatnya di daerah Gununghalat, Desa Jaro, Kecamatan Jaro.Santoso warga Tabalong di dekat perbatasan Kalsel merasa prihatin dengan kondisi rumah adat tersebut. "Beberapa bagian rumah adatnya banyak yang rusak dan perlu segera diperbaiki," katanya.Sebagai warga yang berada dekat perbatasan ia merasa malu bila melihat rumah adat milik daerah tetangga. Karena kondisinya sangat jauh berbeda dengan rumah adat Banjar. 
"Rumah adat sebelah (Kalteng) bagus benar. Selain rumah adatnya diperbaiki kemudian halamannya dibuatkan taman, lampu hias, jalan refleksi dan panggung budaya," kata Fadly warga Tanjung.
  
Kepala Dinas Sosial, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinsosbudpar) Kabupaten Tabalong, Birhasani, tidak menampik hal itu.
"Terutama rumah adat Banjar yang ada di perbatasan Kalsel-Kalteng. Kondisinya memang sudah banyak yang rusak, baik itu pintu, jendela, lantai dan atapnya," kata Birhasani, Jumat (22/10).Meski demikian, Birhasani mengaku tidak bisa berbuat banyak. Karena itu adalah aset provinsi. "Kita hanya pemeliharaan untuk kebersihan rumah adat tersebut," jelasnya.Melihat kondisi itu, pihaknya juga merasa malu mengingat lokasinya tepat bersebelahan. "Rumah adat daerah tetangga bagus dan bersih. Sedangkan rumah adat kita banyak rusak. termasuk rumah adat di perbatasan Kaltim," katanya. Karena ini merupakan aset provinsi, pihaknya sudah berusaha menyampaikan ke Pemerintah Provinsi Kalsel untuk segera diperbaiki. "Namun sudah beberapa kali kita laporkan, baik secara tertulis atau lisan dalam forum rapat koordinasi dengan provinsi, sampai saat ini belum ada tindak lanjut," tandasnya.Dan seharusnya pemerintah harus secepatnya menyelesaikan permasalahan tersebut agar dapat terselesaikan.Dengan adanya masalah tersebut membuat masyarakat menjadi resah karena kurang adanya dukungan dari pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar